Translate

Minggu, 10 Juni 2012

ROLE PLAY tentang "PEMERKOSAAN" - Kesehatan Reproduksi


Role Play "PEMERKOSAAN"
KESEHATAN REPRODUKSI





·         Suatu hari ayu gadis yang biasanya selalu ceria tiba” menjadi sosok yang berbeda (pendiam, murung). Dia masih sekolah dibangku SMA.
Sepulang sekolah dan setiba dirumah, baju ayu nampak kotor dan rambutnya pun berantakan

 Ibu: Darimana saja kok baru pulang?
Ayu: (hanya diam dan masuk kamar)
Ibu: Kamu kenapa ditanya kok diam saja??
Ayu: Tidak apa-apa bu, ayu ingin sendiri dulu
Ibu: ya sudah

Si ibu penasaran dengan kondisi ayu, ibu pun bercerita kepada ayah
Ibu: ayah, ada yang aneh dengan ayu?
Ayah: aneh kenapa???
Ibu: dia sekarang jadi pendiam yah... biasanya kalau masuk rumah atau pulang sekolah salam sama ibu, cium tangan ibu, tapi sekarang ini tidak
Ayah: mugkin ada masalah sama temannya bu
Ibu:apa lebih baik ibu telepon yuli saja ya yah
Ayah: iya boleh bu, suruh kesini saja bu yuli nya
Ibu: iya yah

Kemudian ibu menelpon yuli



Ibu:Ass... yuli
Yuli:wass... iya bu... ada yang bisa saya bantu
Ibu: yuli bisa datang ke rumah ayu sekarang???
Yuli: bisa bu, ada apa bu kok sepertinya ibu gelisah?
Ibu: ndagh papa yul, nanti ibu ceritakan ya...
Yuli: baik bu

Setibanya dirumah Ayu, ibu langsung menceritakan keanehan ayu dan menyuruh yuli ke kamar ayu, untuk menghiburnya.

Yuli: ayu, kamu kenapa??? Kamu sudah makan belom??
Ayu: (terdiam dan tak menjawab satu katapun)
Yuli: Aku tinggal dulu ya, kalau ada masalah aku siap dengerin
Ayu: tunggu mbg... (tersimpu menangis)
Yuli: ada apa yu????
Ayu: sebenarnya (pre memory)
Yuli: ya Allah, sabar ya... sabar...

Yuli keluar dari kamar ayu dan menceritakan semua itu pada orang tua ayu

Yuli: pak, bu saya harap bapak dan ibu tidak kaget dengan apa yang saya bicarakan ini...
Ibu: iya, kenapa yul???
Yuli: ayu, sebenarnya tlah diperkosa bu..
Ayah: apa,!!!! Siapa yang melakukan itu???
Ibu: yah bagaimana ini??? (sambil menangis dibahu ayah)
Yuli: menurut saya ya bu, pak... sebaiknya ayu diperiksa dulu ke bidan mungkin bisa dijadikan bukti untuk dilaporkan kepolisi
Ayah: bener yul, aku setuju.. ayo bu kita berangkat sekarang
Ibu: terima kasih ya yul
Ayah dan Ibu pun membawanya ke Bidan, dan Menceritakan semu yang terjadi terhadap ayu
Bidan: mari mbag, ikut saya sebentar
Ayu: baik bu
Bidan pun melakukan visum terhadap ayu
Ayah: bagaimana bu???
Bidan: (Informasi bidan). Saya takut kalau terjadi sesuatu pada kejiwaannya ayu pak... bagaimanakalau kita rujuk ke pdikolog pak???
Ayah: bagaimana ya dok???
Ibu: iya saja pak...
Ayah: baik lah dok,!!!

Ayah, ibu, dan bidan pun mengantarkan ayu ke psikolog. Setibanya dipsikolog

Ayah: dok, tolong bantu anak saya
Dr: iya pak, saya akan coba membantu
Sekarang ayu ikut bu dokter ya...
Ayu: (mengikuti ke ruangan dr psikolog tsb)
 Dr: (melakukan pemeriksaan dengan sugesti)

Ayu sekarang rileks... buat tubuh ayu seringan mungkin... buat ayu tidur sedalam mungkin. Jika ayu sudah merasa tenang ceritakan semua permasalahan ayu
Ayu: sebenarnya saya merasa hina sekali dok, kesucian saya tlah di renggut oleh orang-orang itu. Saya takut... saya putus asa menjalani hidup ini dok....
Dr: tenang ayu, ayu sekarang rileks.... ayu... jangan menyerah dengan masalah ini. Hidup ayu masih panjang, masih ada banyak hal yang harus ayu lakukan (...) => motivasi
Sekarang ayu bangun... bagaimana sekarang???
Ayu: alhamdulillah dok, lebih baik dari sebelumnya
ayu pun kembali ke ayah dan ibu.nya. Kemudian ayah dan ibu ayu berterima kasih dan kembali pulang.

***the end***


Minggu, 20 Mei 2012

MAKALAH UJI GLUKOSA


"Semoga makalah ini bisa membantu teman-teman semua dalam mengerjakan tugas ya... "

BAB I
PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang
glukosa, suatu gula monosakarida adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewa dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi.
Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat dimana-mana dalam biologi. Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida dalam keadaan abiotik sehingga mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif.  Rendahnya glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang relatif. Meski begitu komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal, kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein.
1.2              Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan glukosa urine ?
2.      Berapa jumlah normal urine dan apa saja yang termasuk pemeriksaan urine ?
3.      Bagaimana cara kerja pemeriksaan glukosa urine ?

1.3              Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari pemeriksaan glukosa.
2.      Untuk mengetahui jumlah normal urine dan jenis-jenis pemeriksaan urine.
3.      Untuk mengetahui cara kerja dari pemeriksaan urine.


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1              Pengertian
Tes glukosa urine adalah pemeriksaan pada sampel urine untuk mengetahui ada tidaknya glukosa pada urine.  Pemeriksaan ini termasuk penyaringan dalam urinalisis.
Glukosa mempunyai sifat mereduksi. Ion cupri direduksi menjadi cupro dan mengendap dalam bentuk merah bata. Semua larutan sakar yang mempunyai gugusan aldehid atau keton bebas akan memberikan reaksi positif. Na sitrat dan Na karbonat (basa yang tidak begitu kuat) berguna untuk mencegah pengendapan Cu++ . Sukrosa memberikan reaksi negative karena tidak mempunyai gugusan aktif (aldehid/ke ton bebas).
Glukosa dalam urin ditentukan dengan reaksi reduksi menggunakan reagen Benedict (terbaik), Fehling dan Nylander. Cara lainnya adalah menggunakan carik celup.
Reaksi benedict sensitive karena larutan sakar dalam jumlah sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, hingga praktis lebih mudah mengenalnya. Hanya terlihat sedikit endapan pada dasar tabung.  Uji benedict lebih peka karena benedict dapat dipakai untuk menafsir kadar glukosa secara kasar, karena dengan berbagai kadar glukosa memberikan warna yang berlainan.

2.2              Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya glukosa dalam urine dan untuk mengetahui penyakit Diabetes Melitus pada ibu hamil.

2.3              Jumlah Urine dan pemeriksaan fisis
ü  Bayi                             :   30  -  500  ml
ü  Anak ( 1-14 th )          :  500 – 1400 ml
ü  Dewasa                       :  600 – 1600 ml
ü  Anuria                         :   ≤ 100  ml
ü  Oliguria                       :   100 – 600  ml
ü  Poliuria                        :   > 1600 ml
Pemeriksaan Fisis :  
a.      Jumlah
b.      Bau
c.       Buih
d.      Warna
e.       Kejernihan
f.       Berat jenis.

2.4              Cara pemeriksaan
  Cara benedict
 
Alat dan Bahan
Alat :
1.      Tabung reaksi
2.      Penjepit tabung reaksi
3.      Rak tabung
4.      Pipet tetes
5.      Corong
6.      Pipet volume
7.      Lampu spiritus/ Bunsen
8.      Beker glass



Bahan :
1.      5 cc larutan benedict
2.      Urine patologis

Cara Kerja
1.      Siapkan alat dan bahan.
2.       Masukkan larutan benedict ke dalam  tabung reaksi sebanyak 5 cc.
3.       Campurkan urin patologis 5 – 8 tetes ke dalam tabung yang telah berisi benedict.
4.       Panaskan tabung di atas spritus/Bunsen dan sambil dikocok perlahan sampai mendidih.
5.       Dinginkan dan amati terjadi perubahan warna atau tidak.

Cara menilai hasil :
  Negatif (-)         : Tetap biru atau sedikit kehijau-hijauan
  Positif (+)          : Hijau kekuning-kuningan dan keruh (0,5-1% glukosa)
  Positif (++)        : Kuning keruh (1-1,5% glukosa)
  Positif (+++)     : Jingga atau warna lumpur keruh (2-3,5% glukosa)
  Positif (++++)   : Merah keruh ( > dari 3,5 % glukosa)
Perhatian   : membaca hasil harus segera setelah diangkat dan dikocok bila dibiarkan lebih lama hasilnya akan lebih positif.

Contoh hasil pengujian :
Keterangan : glukosa dan fruktosa memiliki sifat pereduksi sehingga warna benedict berubah. Sedangkan sukrosa tidak memperlihatkan perubahan berarti, karena tidak mempunyai pereduksi. Pada gambar diatas sudah menunjukkan +4 karena berwarna merah bata.







BAB 3
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
                        Pemeriksaan pada sampel urine untuk mengetahui ada tidaknya glukosa pada urine. Pada pemeriksaan sangat dibutuhkan pada ibu hamil, karena pada pemeriksaan ini kita dapat mengetahui resti pada ibu hamil, yaitu DM. Pada hasil pemeriksaan yang mengandung Glukosa dan fruktosa maka memiliki sifat pereduksi sehingga warna benedict berubah. Sedangkan sukrosa tidak memperlihatkan perubahan berarti, karena tidak mempunyai pereduksi.


DAFTAR PUSTAKA

Pusdiknakes, 2001. Buku 2 Asuhan Antenatal

ROLE PLAY tentang KOMUNIKASI TERAPEUTIK

"Role Play ini dibuat untuk memenuhi tugas pelajaran komunikasi, ide ini ditemukan temanku setelah sholat ashar jam 5 sore dikampus. rencana awal sich kita ndagh pakegh skenario ini tp tepat jm 8 malemb skenario ini di posting tmnku buat role play esok harinya. uda bisa dibayangkan kan kalau kita ndagh latihan... ya syukur alhamdulillah latihan 3 kali didepan kelas membuahkan hasil... aku dan teman" ku mendapat apresiasi yang bagus dari teman". semoga kalian juga bermanfa'at dengan skenario ini :)"




Dikamar bugenvil ada seorang pasien yang menderita Demam berdarah kemudian harus di beri obat, pasien itu ditemani oleh ibunya.

Kemudian ditempat yang berbeda, dokter menginstruksikan kepada perawat untuk memberikan obat (paracetamol (obat penurun panas))

Dokter : mba nanti tolong anda kasih obat ini ke pasien yang dikamar bugenvil iia ?
Perawat : obat apa dokter ?
Dokter : obat penurun panas, Jangan sampai keliru iia … ?
Perawat : ia dokter …saya akan berikan obatnya kesana… Mari dokter, saya ambil obat dulu ….
Dokter : iia mba …


Beberapa saat kemudian perawat datang ke ruang bugenvil dimana pasien sedang dirawat…
Perawat : selamat pagi ibu ….
Ibu : selamat pagi suster … Ada apa pagi-pagi sudah datang ke sini mba ?
Perawat : ini bu, sekarang kan waktunya pemberian obat untuk ade ayu…
Ibu : obat apa itu mba ?
Perawat : obat penurun panas……?


Ibu membangunkan ayu… ayupun terbangun. Dan ……
Ayu : bu ini siapa ? ayu mau diapain ?
Ibu : ini mba perawat yang disuruh bu dokter, mba perawat mau ngasih obat buat ayu, supaya ayu cepat sembuh …
Ayu : ga mau ah bu … obat itu kan pait rasanya ….ayu ga mau minum…
Perawat : ade…. Ade kan sekarang lagi sakit … Sekarang minum obat dulu … supaya de ayu cepat sembuh…. Nanti de ayu bisa main lagi sama temen-teman de ayu …
Ayu : ga mau ah suster … ayu mau sakit aja … daripada minum obat ?


Tiba-tiba dokter datang berkunjung ke ruang bugenvil ….
Dokter : selamat pagi semuanya …. Bagaimana suster ? de ayu sudah mau minum obat ?
Perawat : belum dokter.. de ayu masih tidak mau minum obat … katanya takut pait ….
Ayu : aku ga mau minum obat dokter, obat kan rasanya pait, aku ga suka pait, aku mau sakit aja …..
Ibu : ayu ga boleh ngomong gitu dong ….
Dokter : de ayu.. de ayu kan sekarang lagi sakit.. kalo de ayu ga mau minum obat, nanti de ayu ga sembuh-sembuh…. De ayu mau kalo terus dirawat dirumah sakit ?
Ga bisa main sama temen-temen lagi, nanti de ayu juga ga bisa sekolah ?
Ayu : dokter ayu ga suka obat, obat itu pait dokter …
Dokter : de ayu… rasa paitnya sedikit kok… kalo de ayu ga mau minum obatnya, nanti sakit terus ga sembuh-sembuh …
Tapi kalo de ayu sembuh, de ayu ga usah minum obat lagi, de ayu bisa main sama temen-temen de ayu, bisa jalan-jalan sama ibu .. banyak yang bisa de ayu lakuin …
Ayu : tapi sedikit aja paitnya iia dokter … ?
Dokter : iia Cuma sedikit aja …
Ayu : ia deh dokter ayu mau minum obatnya ..
Dokter : pinter.. kalo ayu rajin minum obat.. nanti ayu cepat sembuh …

The end… klo ada yang kurang silahkan ditambahkan …
Yang lebih silahkan kurangi …


***Terima kasih***

TRAVELLING Pada IBU HAMIL



Banyak wanita hamil yang ingin melakukan perjalanan wisata sebagai refreshing. Pada akhirnya ini dapat berpengaruh baik terhadap kondisi kesehatan bayi yang dikandungnya.  Menurut Susan Warhus MD, dalam bukunya, Darn Good Advice on Pregnancy, sebelum perjalanan dimulai, tentu adalah ide yang baik jika ibu hamil memeriksakan ke dokter mengenai kondisi kehamilan, kesehatan dan mengenai kendaraan apa yang dapat digunakan untuk traveling seperti mobil, kereta api, ataupun pesawat terbang dan  membawa catatan kesehatan tersebut ke tempat yang dituju
Dua hal yang perlu diwaspadai saat ibu hamil ingin pergi travelling adalah infeksi saluran urin dan penggumpalan darah di kaki. Jika ibu hamil duduk dalam waktu lama dan menahan rasa ingin buang air kecil, maka infeksi saluran urin bisa terjadi. Sementara untuk penggumpalan darah di daerah kaki, ini adalah salah satu kejadian yang paling umum terjadi. Kondisi kehamilan memang membuat tekanan darah di kaki lebih banyak dan penggumpalan pun riskan terjadi. Yang membahayakan dari penggumpalan darah pada pembuluh darah di kaki adalah karena gumpalan tersebut bisa menyebar ke paru-paru dan mengakibatkan masalah di paru-paru. Solusi mudahnya adalah berdiri dan banyak berjalan kaki. Rentangkan kaki dan latih otot kaki agar darah berjalan lancar.
Wanita hamil harus berhati-hati melakukan perjalanan yang cenderung lama dan melelahkan, karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan sirkulasi serta Oedema tungkai, karena tergantung jika duduk terlalu lama. Sabuk pengaman yang dikenakan dikendaraan jangan sampai menekan perut yang menonjol. Jika mungkin perjalanan yang jauh sebaiknya dilakukan dengan pesawat udara. Ketinggian tidak mempengaruhi kehamilan, bila kehamilan telah 35 minggu ada perusahaan penerbangan yang menolak membawa wanita hamil ada juga yang menerima dengan catatan keterangan dokter yang menyatakan cukup sehat untuk bepergian. Berpergian dapat menimbulkan masalah lain, seperti konstipasi / diare karena asupan makanan dan minuman cenderung berbeda seperti biasanya karena akibat perjalanan yang melelahkan

Kurangi kemungkinan terjadinya hal tersebut dengan banyak berjalan serta rsering buang air kecil setiap jam. Ini penting untuk dilakukan dengan kendaraan apa pun, baik mobil, bus, kereta, atau pun pesawat. Berkendara dengan motor dalam jarak jauh sangat tidak disarankan, meski ada beberapa ibu yang nekat melakukan hal ini.
Pada trimester pertama (0 – 14 minggu), banyak ibu hamil lebih memilih tidak berpergian disebabkan rasa mual dan lelah yang sangat terasa pada tahap ini. Namun jika ibu hamil merasa tidak terganggu dengan keadaan demikian, ibu hamil dapat berpergian dengan aman dan nyaman. Trimester pertama merupakan waktu yang sangat sensitive karena rawan terjadi keguguran dan kehamilan diluar kandungan.
Pada trimester kedua (14 – 28 minggu), sepertinya merupakan waktu yang ideal untuk berpergian karena rasa mual, kelelahan sudah berkurang dan resiko terjadinya kelahiran premature masih cukup lama dapat terjadi, namun tetap harus berhati-hati.
Pada trimester ketiga (29 – 40 minggu) resiko yang paling dipikirkan dari berpergian adalah terjadinya kelahiran premature. Dan jika tetap ingin berpergian sebaiknya ibu hamil konsultasikan hal ini dengan dokter kandungan.Sesungguhnya bepergian dengan pesawat terbang saat hamil itu aman. Perempuan dengan kehamilan tanpa komplikasi apapun dapat naik pesawat terbang, namun hal itu akan meningkatkan resiko pembekuan pembuluh darah vena (deep vein thrombosis/DVT) maka sebelum berangkat ibu hamil perlu konsultasi dengan dokter kandungan. Dianjurkan untuk tidak terbang sebelum kandungan berusia 12 minggu atau 15- 28 minggu karena pada saat ini resiko keguguran paling rendah. Setelahnya, ketika risiko melahirkan semakin besar, pihak penerbangan akan meminta surat dokter yang menyatakan bahwa ibu hamil layak bepergian.


KIE untuk ibu hamil pada kasus travelling sebagai berikut :

1. Pakaian, Gunakan pakaian yang nyaman. Jangan yang bahannya panas, bahan katun. Karena ibu hamil itu mudah berkeringat. Jika travelling ke iklim dingin bawa lah pakaian yang bisa mengcover seluruh badan.
2. Minum air putih & bergerak, Wanita hamil sangat rentan terhadap dehidrasi dan beresiko varises, sehingga bawalah buah-buahan kaya vitamin, seperti anggur, plums, jeruk atau apricots kering. Pastikan Anda membawa air mineral selama traveling.
3. Alas Kaki, Pilih sendal atau sepatu yg nyaman, kaki harus bebas bernapas.
4. Waktu, Waktu terbaik untuk ibu hamil melakukan trip adalah periode 14-28 minggu
5. Catatan Medis, Bawa catatan medis Anda dan daftar lokasi rumah sakit lokal dari kedutaan atau badan pariwisata.
6. Asuransi, Bawa asuransi dan daftar nama orang-orang yang dihubungi dalam kondisi darurat.
7. Surat Rekomendasi, Bawa surat rekomendasi dokter jika maskapai penerbangan meminta.
8. Check Up, Lakukan check up ke dokter kandungan sebelum traveling
9. Hindari Daerah Vaksinasi, Hindari perjalanan ke negara yang mewajibkan imunisasi, karena dapat mengganggu janin
10. Istirahat cukup, Jika sudah di kota tujuan semua bisa lupa dan pastikan Anda istirahat cukup. Pilih tujuan wisata yang masih cukup nyaman untuk ibu hamil.
11. Sunblock, Kulit wanita hamil lebih sensitif, oleh karena itu gunakan pelindung matahari yang lebih kuat daripada yang biasanya.



*Dibuat setelah adanya tugas Askeb Ibu 1 pada semester 2 DIII Kebidanan